Dalam mempersiapkan hari pernikahan banyak sekali yang harus kita rencanakan dengan detail, diantaranya foto pre wedding. Dewasa ini semua proses pengolahan image, termasuk foto selalu menggunakan pengolahan digital, baik pengambilan gambar (menggunakan kamera digital), editing dengan software photo editing, maupun pencetakan akhir juga menggunakan digital printing. Memang dengan teknologi digital foto yang biasa bisa dibuat menjadi hasil akhir yang luar biasa berbeda dengan gambar awal. Namun untuk menghasilkan hasil akhir yang bagus, sedapat mungkin adalah menggunakan input yang bagus. Jadi pengambilan gambar awal harus berkualitas bagus, untuk meminimalisir beban editing.
Semisal masalah pencahayaan, memang dalam proses editing brightness bisa di atur, namun alangkah lebih baik gambar yang diolah memiliki brightness yang sudah bagus, sehingga saat editing tak perlu merubah brightness terlalu banyak.
Nah lalu apa hubungannya sama foto pre wedding? Ya tentu mempelai ingin hasil foto yang sempurna, maka perlu disiapkan semua hal dengan matang sebelum foto pre wedding dilakukan.
Persiapan
Hal pertama yang perlu ditentukan adalah siapakah atau studio manakah yang akan mengambil gambar. Pengalaman pribadi, fotografer kami gunakan fotografer lepas, sehari dia kita booking, (karena teman sendiri hehehe) kita bisa menyampaikan secara lugas ide2, tentang konsep foto yang kami inginkan. Dengan fotografer lepas kami bisa mendapatkan 600 lebih jepretan dalam satu hari (memang satu hari saja sih).
Hal kedua yang perlu disiapkan adalah tema, ingin tema indoor atau outdoor, natural, pop, sporty, oldies, retro, formal, atau tema-tema lain yang ingin diangkat oleh kedua mempelai. Pemilihan tema sedapat mungkin kreatif, dan memungkinkan untuk dilakukan. Mengapa tema perlu dipikirkan? Karena perlu disiapkan properties dan wardrobe (kostum) untuk disesuaikan dalam tema tersebut. Misalkan tema koboy, ya siapkan misalkan topi koboy atau baju kotak-kotak dan syal. atau jika properties dan kostumnya terlalu sulit, ya ambillah tema-tema ringan dengan properties dan kostum yang mudah didapatkan. Dan yang terpenting jadilah diri kita sendiri. Misalkan kita memaksakan konsep pasangan rocker, padahal kedua mempelai tidak menyukai musik, atau mempelai tidak menyukai basket, tapi menggunakan konsep sporty dengan bola basket, maka akan terkesan kurang menjiwai dan dipaksakan.
Hal ketiga adalah lokasi foto. Lokasi foto yang telah kami lakukan dengan 3 tema ada di 5 lokasi pengambilan, dan jarak antara lokasi satu dengan lainnya cukup berjauhan. Jadi perlu diatur pula schedule dan rute dari lokasi satu ke lokasi lainnya, supaya efisien, dan kalau ambil lokasi outdoor non studio, berharaplah cuaca cerah dan bermatahari supaya hasil fotonya bagus. Untuk make up terutama untuk perempuan, kami menggunakan kemampuan sendiri, jadi anggaran untuk rias bias ditekan.
Eksekusi
Kalau persiapan sudah matang, laksanakan eksekusi pengambilan gambar sesuai dengan yang direncanakan, jangan mudah bosan tetap semangat dan jangan terlihat lelah. Mungkin kalau pengambilan foto di studio, sekali dua kali jepret selesai. Lain halnya kalau pasangannya narsis, dan di foto hingga ratusan jepretan (hehehe).
Editing
Nah lagi-lagi editing perlu disesuaikan dengan tema, misalkan fotonya sporty editingnya ada template naturalnya kan gak masuk. Jadi memang perlu menyampaikan konsep dengan pas ke orang yang melakukan editing. Kalau pengalaman pribadi sebagian editing dilakukan oleh fotografer, dan sebagian editing dilakukan sendirii, paling tidak hasil karya sendiri meskipun standar akan membuat kepuasan batin yang luar biasa.
Unsur yang dapat ditonjolkan
Menurut pengamatan, ada beberapa hal yang menjadi keunikan dalam sebuah foto, prewedding khususnya. Yaitu lokasi, konsep, dan ekspresi. Nah itu semua bisa diatur sesuai dengan keinginan dan budget yang tersedia. Untuk lokasi misalkan, ada pasangan yang sampai mengambil lokasi di bali, Lombok atau bahkan kepulauan seribu. Memang hasilnya tergantung keterampilan fotografernya, namun lokasi yang bagus memang mendukung nilai sebuah foto. Tapi tunggu dulu, memang perlu alokasi dana yang cukup besar untuk menjangkau lokasi yang special macam itu. Tapi jangan khawatir masih bisa dengan lokasi yang biasa menghasilkan foto yg luar biasa. Misalkan mengambil lokasi di landmark daerah setempat, atau kalau masih kurang mantap dengan unsur lokasi, bisa ditonjolkan unsur lainnya.
Usnur konsep misalkan, jika kita menonjolkan unsur konsep kuncinya lebih menitik-beratkan pada kostum, properties dan editing. Jadi budget yang super duper mahal untuk menuju lokasi yang amat wah bisa ditekan. Misalkan konsep retro, cukup dengan baju casual rapi, dan lokasi foto cukup diantara gedung2 pencakar langit dan sudut pengambilan gambar sedikit ekstrim. Tentu cukup unik juga untuk dipajang di resepsi pernikahan. Atau jika masih terkesan ribet, unsur lain yang bisa ditonjolkan adalah ekspresi.
Unsur ekspresi memang agak sulit untuk orang yang tidak memiliki bakat akting atau pemalu. Bagaimanapun juga harus menjiwai dan berpura-pura selama beberapa detik saat pengambilan gambar. Orang yang mudah bosan akan sulit mengangkat unsur ini. Ekspresi ceria, tertawa lepas, bahagia, dan apapun yang mewarnai nilai foto tersebut. Dan unsur ekspresi inilah sebenarnya yang paling penting. Unsur lokasi dan konsep bisa sedikit dipoles dengan editing, misalkan foto di studio, di temple foto di lokasi tertentu, dipoles dengan editing dengan konsep tertentu. Namun editing tidak akan dapat merubah ekspresi pasangan. Bisa dikatakan hal yang hampir mustahil, meskipun tetap mungkin dilakukan dengan kemampuan editing yang luar biasa dan tentu itu sudah gak alami lagi. Bahkan pernah saya melihat foto preweding, lokasinya hanya di ruang keluarga, kostumnya hanya baju semi formal, dan foto itu sungguh bagus karena ekspresi-ekspresi pasangannya yang terlihat begitu alami. Tentu foto yang seperti itu tidak perlu anggaran yang besar untuk pergi ke lokasi yang istimewa atau kostum yang mahal.
Bagus belum tentu mahal kan?
semoga membantu
http://briliano.wordpress.com/2009/0...wedding-photo/